Kamis, 10 November 2016

Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

pada post kali ini ane akan ngepost  Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus yang masuk kedalam pemeriksaan agregat halus. Meskipun memiliki judul yang sama juga tujuan yang sama percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus ini sedikit berbeda dengan percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar. perbedaanya berada pada prosedur percobaannya serata alat-alat yang digunakan. kalau pada agregat kasar menggunakan alat yang bernama dunagan kalau pada agregat halus digunakan kerucut kuningan. tapi tujuannya sama yaitu untuk mendapatkan nilai berta jenis juga penyerapan airnya. yang tentunya digunakan untuk menentukan proporsi dalam perencanaan campuran beton. ya seperti itulah.... 
berikut prosedur percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus:


Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis agregat halus dan kemampuannya menyerap air.

Landasan Teori
Berat jenis suatu agregat merupakan perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan terhadap berat jenis air dengan dengan volume yang sama pada suhu 20ºC - 25ºC.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis jenuh permukaan serta penyerapan dari agregat itu sendiri. Berat jenis yang telah diketahui digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat, dimana dari berat jenis tersebut dapat ditentukan berat jenis beton sehingga dapat pula ditentukan banyaknya campuran agregat yang digunakan dalam campuran beton.


Peralatan
1.        Timbangan
2.        Labu ukur 500 ml
3.        Kerucut kuningan (cone) & Penumbuk (tamper)
4.        Talam
5.        Oven
6.        Saringan No.4
7.        Hot plate

Prosedur Percobaan

1.        Mengambil benda uji yang lolos saringan No.4 (± 1000 g).
2.        Mengeringkannya dalam oven pada suhu 100ºC ± 10ºC selama 24 jam lalu mendinginkannya.
3.        Merendam benda uji tersebut selama 24 jam dalam air.
4.        Menebarkan benda uji pada talam lalu menyimpannya di udara terbuka dengan panas matahari langsung sehingga terjadi peroses pengeringan merata.
5.        Apabila suhu sudah sama dengan suhu ruang, memasukkan benda uji kedalam kerucut kuningan dan dibagi kedalam 3 lapisan, lapis pertama memadatkan dengan penumbuk sebanyak 8 kali, lapis kedua 8 kali dan lapis ketiga 9 kali sehingga jumlah keselueruhan tumbukan 25 kali dengan tinggi jatuh  ±5 mm di atas permukaan pasir contoh secara merata dan jatuh bebas.
6.        Membersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat yang tercecer.
7.        Mengangkat kerucut dalam arah vertikal secara perlahan.
8.    Mengamati contoh saat dibuka, apabila masih rapih, maka contoh masih basah, keringkan kembali contoh tersebut. Apabila jatuh lepas keseluruhan maka contoh terlalu kering. Apabila terjadi penurunan pada permukaan benda uji, maka contoh sudah dalam keadaan SSD.
9.        Memasukkan ke dalam pan dan cover untuk menghindari penguapan.
10.    Mengisi labu ukur dengan air suling setengahnya, lalu memasukkan benda uji tersebut ke dalam labu ukur sebanyak 100 g (jangan sampai ada yang tertinggal di leher labu ukur).
11.    Menggunakan hot plate untuk mengeluarkan gelembung udara.
12.    Merendam labu ukur  dalam air hingga suhunya mencapai suhu ruangan lalu menambahkan air suling hingga tanda batas.
13.    Menimbang labu ukur, air, serta sampel agregat (C).
14.    Memasukkan sampel agregat kedalam oven pada suhu 100ºC ± 10ºC selama 24 jam setelah itu memasukkannya ke dalam desikator lalu menimbang beratnya (A).
15.    Mengisi labu ukur dengan air suling sampai tanda batas lalu menimbangnya (B).

Perhitungan
                                                           
                                                           
                                                           
                                               

Dimana:
A : berat contoh kering                       (g)
B : berat labu + air                              (g)
C : berat labu + sampel SSD + air       (g)

NB: buat mengeringkan agregat halus sebaiknya jangan dikeringin di matahari langsung. karena takutnya terlalu kering. ya otomatis percobaan gagal. dan perlu diulang dari pengambilan benda uji




 Sumber : Modul praktikum teknologi bahan konstruksi Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar