pada post kali ini ane akan ngepost Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus yang masuk kedalam pemeriksaan agregat halus. Meskipun memiliki judul yang sama juga tujuan yang sama percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus ini sedikit berbeda dengan percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar. perbedaanya berada pada prosedur percobaannya serata alat-alat yang digunakan. kalau pada agregat kasar menggunakan alat yang bernama dunagan kalau pada agregat halus digunakan kerucut kuningan. tapi tujuannya sama yaitu untuk mendapatkan nilai berta jenis juga penyerapan airnya. yang tentunya digunakan untuk menentukan proporsi dalam perencanaan campuran beton. ya seperti itulah....
berikut prosedur percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus:
Percobaan Berat Jenis
dan Penyerapan Agregat Halus
Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat
jenis agregat halus dan kemampuannya menyerap air.
Landasan Teori
Berat jenis suatu agregat merupakan
perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan terhadap berat jenis air
dengan dengan volume yang sama pada suhu 20ºC - 25ºC.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan berat jenis jenuh permukaan serta penyerapan dari agregat itu
sendiri. Berat jenis yang telah diketahui digunakan untuk menentukan volume
yang diisi oleh agregat, dimana dari berat jenis tersebut dapat ditentukan
berat jenis beton sehingga dapat pula ditentukan banyaknya campuran agregat
yang digunakan dalam campuran beton.
Peralatan
1.
Timbangan
2.
Labu ukur 500 ml
3.
Kerucut kuningan (cone) & Penumbuk (tamper)
4.
Talam
5.
Oven
6.
Saringan No.4
7.
Hot
plate
Prosedur Percobaan
1.
Mengambil benda uji
yang lolos saringan No.4 (± 1000 g).
2.
Mengeringkannya dalam
oven pada suhu 100ºC ± 10ºC selama 24 jam lalu mendinginkannya.
3.
Merendam benda uji
tersebut selama 24 jam dalam air.
4.
Menebarkan benda uji
pada talam lalu menyimpannya di udara terbuka dengan panas matahari langsung
sehingga terjadi peroses pengeringan merata.
5.
Apabila suhu sudah sama
dengan suhu ruang, memasukkan benda uji kedalam kerucut kuningan dan dibagi
kedalam 3 lapisan, lapis pertama memadatkan dengan penumbuk sebanyak 8 kali,
lapis kedua 8 kali dan lapis ketiga 9 kali sehingga jumlah keselueruhan
tumbukan 25 kali dengan tinggi jatuh ±5
mm di atas permukaan pasir contoh secara merata dan jatuh bebas.
6.
Membersihkan daerah
sekitar kerucut dari butiran agregat yang tercecer.
7.
Mengangkat kerucut
dalam arah vertikal secara perlahan.
8. Mengamati contoh saat
dibuka, apabila masih rapih, maka contoh masih basah, keringkan kembali contoh
tersebut. Apabila jatuh lepas keseluruhan maka contoh terlalu kering. Apabila
terjadi penurunan pada permukaan benda uji, maka contoh sudah dalam keadaan
SSD.
9.
Memasukkan ke dalam pan dan cover untuk menghindari penguapan.
10.
Mengisi labu ukur
dengan air suling setengahnya, lalu memasukkan benda uji tersebut ke dalam labu
ukur sebanyak 100 g (jangan sampai ada yang tertinggal di leher labu ukur).
11.
Menggunakan hot plate
untuk mengeluarkan gelembung udara.
12.
Merendam labu ukur dalam air hingga suhunya mencapai suhu
ruangan lalu menambahkan air suling hingga tanda batas.
13.
Menimbang labu ukur,
air, serta sampel agregat (C).
14.
Memasukkan sampel
agregat kedalam oven pada suhu 100ºC ± 10ºC selama 24 jam setelah itu
memasukkannya ke dalam desikator lalu menimbang beratnya (A).
15. Mengisi
labu ukur dengan air suling sampai tanda batas lalu menimbangnya (B).
Perhitungan
Dimana:
A
: berat contoh kering (g)
B
: berat labu + air (g)
C
: berat labu + sampel SSD + air (g)
NB: buat mengeringkan agregat halus sebaiknya jangan dikeringin di matahari langsung. karena takutnya terlalu kering. ya otomatis percobaan gagal. dan perlu diulang dari pengambilan benda uji
Sumber : Modul praktikum teknologi bahan konstruksi Universitas Gunadarma